
Puisi - Sajak Kembali
Sajak Kembali
Kau tau……….
Aku sudah tak lagi selihai dahulu
Dalam merangkai setiap narasi melalui tumpukan kata
Aku tak lagi bernyali tinggi penuh emosi
Hanya untuk meluapkan segala yang mengganggu ekspresi di muka
Inginnya mengutuk malam sunyi
Namun urung sebab aku sadar diri
Kembali pada duniaku yang sepi
Lalu……….
Haruskah aku merajuk dalam bentuk angkara murka,
Sebab angkuh yang masih berkuasa dalam hati tanpa empati?
Tidak!!
Aku tiada pantas mengutuk semesta
Seharusnya aku membungkuk saja
Menundukkan kening dipangkuan Ilahi
Berbisik pada semesta-Nya melalui tahmid dan tasbih
Biarlah langit menatapku tanpa iba
Ku ikhlaskan laut memercik ke poriku dengan terpaksa
Dan ku terima datangnya hujan meski tanpa salam sapa
Sebab aku tiada pantas mendapati rasa peduli
Biarlah aku sendiri yang mencecah setiap kecamuk jiwa
Tak lagi aku berkubang dalam duka
Dan mencecer setiap air mata tanpa peduli nuansa
Biarlah!!
Ku berdiri tegap saja memandang semesta raya
Masih banyak yang harus ku ayomi
Terlepas dari ceracau tak jelas dalam simponi hutan rimba
Aku hanya ingin kembali,
Menapaki setiap jejak kaki yang belum terhapus binatang malam
Sebelum semuanya benar-benar berlalu
Berantakan tak harus bercerai berai
Dan maghfiroh-Nya masih dapat ku jumpai
Melalui bisikan daun yang jatuh dan isyaratnya tak sempat terucapkan
Namun terdengar merdu dibalik dinding hati
“Bagaimana kau tahu isyaratnya?”
Ntahlah!!
Hanya saja aku mengerti bagaimana ia menjerit
Tanpa suara namun penuh ekspresi
Aku mengerti, dan ingin kembali saja
Menengadah hanya pada Robbi
Tak lagi mengutuk sunyi, malam dan hujan
By: Pengagum Sastra
Dari Pelosok Negeri